Perbedaan Shounen dan Seinen
Anime saat ini menjadi salah satu hiburan yang paling banyak diminati banyak orang. Tak heran karena seiring waktu kualitas anime semakin meningkat terutama dari segi visual dan animasinya. Banyak anime dengan cerita yang terbilang fresh juga dirilis.
Walaupun anime memang memiliki visual yang bisa dibilang kartun tapi anime tidak semuanya cocok untuk anak-anak. Banyak juga anime yang diperuntukkan bagi usia yang lebih dewasa baik karena mengandung hal-hal seksual, kekerasan, ataupun cerita yang memang terlalu kelam dan kompleks untuk usia anak-anak.
Berbicara soal demografis usia pada anime, kali ini kita akan membahas sekilas tentang shounen dan seinen pada anime. Apa itu shounen dan seinen serta apa perbedaan keduanya?
Shounen (shonen) dan seinen, istilah ini juga digunakan di manga (komik asal Jepang) bukan hanya bagi anime. Perbedaan kedua istilah tersebut adalah dari target audience-nya (pembaca atau penontonnya). Shounen menargetkan usia remaja di kisaran usia 12-18 tahun sementara seinen menargetkan usia 19 keatas. Sebenarnya hanya itu perbedaan keduanya, hanya di demografis target audience-nya saja. Namun, perbedaan target audience tersebut memberikan perbedaan yang besar di aspek lainnya.
Shounen karena diperuntukkan bagi remaja, anime ini memang masih memperlihatkan adegan kekerasan namun dengan beberapa batasan dan tidak terlalu eksplisit. Anime-anime shounen juga punya keterbatasan dalam mengeksplorasi cerita, ada batasan-batasan tertentu, setidaknya mereka tidak boleh terlalu vulgar dalam hal-hal yang terlalu kelam bagi ceritanya. Karena menargetkan penonton yang lebih luas, kebanyakan anime shounen lebih memiliki popularitas diatas anime seinen, sebut saja "One Piece", "Naruto", "Dragon Ball", dan "Bleach". Mereka punya popularitas yang luar biasa, bahkan orang yang bukan penggemar anime kadang tahu dengan anime-anime tersebut.
Seinen sebaliknya, anime jenis ini tampak tak ragu menyuguhkan hal-hal kelam ataupun dewasa baik itu di cerita ataupun secara visual. Kekerasan di anime seinen bisa sangat eksplisit. Ceritanya bisa menyinggung banyak hal gila dan tanpa batasan untuk mengeksplorasinya. Itulah kenapa anime atau manga seinen punya cerita yang lebih kompleks dibanding cerita anime shounen. "Vinland Saga" dan "Monster" adalah dua contoh anime seinen. Seperti yang saya bilang, popularitas anime shounen kadang lebih tinggi dari anime seinen, saya yakin kebanyakan dari kalian yang bukan penggemar anime tidak pernah mendengar dua judul anime diatas padahal dua anime tersebut sudah mendapatkan pengakuan banyak orang sebagai salah satu yang terbaik di ranah anime secara kualitas.
Dari perbedaan demografis target penonton membawa banyak perbedaan di aspek lain bagi dua jenis anime tersebut. Meskipun begitu, masih banyak perdebatan terkait dua jenis anime ini, "Attack on Titan (AOT)" misalnya, anime ini masih diperdebatkan apakah masuk anime seinen ataupun shounen. Meskipun berbagai aspek di anime tersebut bisa membuatnya masuk kategori seinen tapi nyatanya "AOT" diterbitkan di majalah shounen, pun begitu "One Punch Man (OPM)", walaupun sekilas OPM bisa masuk ke kategori shounen tapi "OPM" diterbitkan di majalah seinen.
Sebenarnya arti lebih tepat untuk shounen dan seinen adalah shounen untuk remaja laki-laki dan seinen untuk pria dewasa. Lalu apakah ada istilah untuk perempuan? Jawabannya ada, yaitu shouja merujuk pada anime/manga untuk remaja perempuan dan josei untuk wanita dewasa. Tapi, istilah shounen dan seinen adalah yang paling sering dipakai untuk merujuk pada demografis usia audience anime/manga.
Sumber Referensi:
https://wibu-elit.blogspot.com/, https://www.idntimes.com/, https://student-activity.binus.ac.id/
Sumber Gambar:
JIJI NIME (Pinterest)
Keywords: shounen dan seinen adalah, shoujo, jelaskan, genre, apa perbedaan shounen dan seinen, Perbedaan Shounen dan Seinen
Posting Komentar untuk "Perbedaan Shounen dan Seinen"
Posting Komentar