Puss in Boots: The Last Wish (2022), Ketika Puss in Boots Harus Menghadapi Ketakutannya Pada Kematian
Video Trailer
Gambar
Sinopsis
Puss in Boots (Antonio Banderas) sedang dalam masa kejayaannya. Ia menikmati hidupnya sebagai seorang pahlawan ataupun penjahat bagi beberapa pihak. Namun, semuanya berubah ketika seorang dokter menyadarkannya bahwa ia sudah mati delapan kali dan sisa nyawanya hanya tinggal satu. Si Dokter kemudian menyarankannya untuk pergi ke Mama Luna (Da'Vine Joy Randolph), seorang wanita penyayang kucing. Puss awalnya menolak dan yakin ia akan baik-baik sampai ia bertemu dengan Death (Wagner Moura) dan ia dikalahkan dengan mudahnya. Merasa putus asa, Puss pergi ke Mama Luna sembari mengubur pakaian Puss in Boots dan mencoba menjalani nyawa terakhirnya dengan tenang tanpa bahaya.
Namun Puss ternyata tak nyaman dengan kehidupan barunya. Ia kehilangan semangat hidup sampai akhirnya muncul Goldilocks (Florence Pugh) dan kawanan beruangnya yang hendak mencari Puss untuk memberikannya tugas mencuri peta yang menunjukkan tempat bintang permohonan. Mendengar hal tersebut, Puss dibantu teman barunya, Perrito (Harvey Guillén), mencoba mengambil peta dan menuju bintang permohonan agar bisa menjalani kehidupan seperti dulu lagi.
Namun, ternyata semua itu tidak mudah karena banyak pihak yang menginginkan bintang permohonan tersebut. Ditambah Death yang selalu menghantui Puss kemanapun ia pergi.
Informasi & Review
"Puss in Boots: The Last Wish" adalah sebuah film animasi yang diarahkan oleh Joel Crawford sementara di bagian penulisan ada Paul Fisher, Tommy Swerdlow, dan Tom Wheeler. Judul film ini yang awalnya diumumkan pada Juni 2014 adalah "Puss in Boots 2: Nine Lives & 40 Thieves". Film ini menjadi film keenam di seri film "Shrek". Untuk pengisi suaranya ada Antonio Banderas, Salma Hayek Pinault, Harvey Guillén, Florence Pugh, Olivia Colman, Ray Winstone, Samson Kayo, John Mulaney, Wagner Moura, Da'Vine Joy Randolph, dan Anthony Mendez.
Ini adalah film animasi kelima bagi Olivia Colman setelah "Arrietty", "The Mitchells vs the Machines", "Ron's Gone Wrong", dan "Scrooge: A Christmas Carol". Sementara bagi Harvey Guillén, Wagner Moura, dan Florence Pugh ini adalah film animasi pertama mereka.
"Puss in Boots: The Last Wish" melakukan premier di Lincoln Center, New York City pada 13 Desember 2022 dan ditayangkan di bioskop Amerika Serikat pada 21 Desember 2022 setelah sempat tertunda karena restrukturisasi di DreamWorks. Sementara di Indonesia, film ini ditayangkan pada 28 Desember 2022. "Puss in Boots: The Last Wish" dirilis sebelas tahun setelah perilisan film pertamanya, cukup lama kita harus menunggu film ini. Film dengan rating usia semua umur ini datang dari rumah produksi DreamWorks Animation sementara distributornya dipegang oleh Universal Pictures. Dengan budget $90 juta, film ini mendapatkan pendapatan kotor lebih dari $425 juta, menjadi film animasi dengan pendapatan terbesar kedua di tahun 2022.
Selaras dengan sisi komersialnya, dari segi penilaian "Puss in Boots: The Last Wish" juga mendapatkan respons yang positif. Di IMDb film ini mendapatkan rating 7,9/10 dari 82 ribu penilaian, di Metacritic mendapatkan 73 metascore dari 29 ulasan, sementara di Rotten Tomatoes mendapatkan 95% tomatometer dengan certified fresh dari 178 ulasan. Film ini juga dinominasikan di kategori film animasi terbaik di beberapa ajang seperti Academy Awards, BAFTA Awards, dan Golden Globes.
"Puss in Boots: The Last Wish" punya cerita yang sederhana tanpa plot yang ribet ataupun rumit. Masih tergolong nyaman diikuti oleh semua umur, meskipun untuk anak-anak rasanya tidak akan terlalu paham kompleksitas tekanan yang dialami karakter Puss in Boots. Selain itu, beberapa hal di film ini bisa dipahami secara berbeda tergantung golongan usia. Seperti saat kondisi Hutan Kegelapan yang berubah-ubah, anak-anak mungkin tidak ambil pusing dengan hal itu, mereka mungkin mengira itu random saja, orang dewasa tentu punya pemahaman lebih kompleks akan hal itu karena kita tahu perwujudan Hutan Kegelapan itu berdasarkan karakter-karakter yang memegang peta menuju bintang harapan.
Meskipun pace-nya entah kenapa terkesan agak cepat tapi tak apa, semuanya berhasil dieksekusi dengan baik. Padahal film ini sebenarnya memiliki durasi 1 jam 42 menit yang mana menjadi film dengan durasi terlama di seri film "Shrek". Film ini tahu mau dibawa kemana arah ceritanya meskipun terkesan terburu-buru.
Komedi di film ini juga cukup berhasil, bukan komedi yang bisa dibilang brilian tapi setidaknya bisa dinikmati semua kalangan. Jokes tentang wajah memelas adalah jokes paling fresh disini, jokes ini bukan jokes yang baru, tapi penyuguhannya disini benar-benar membuatnya terasa seperti jokes baru. Walaupun hampir semua karakter disini memiliki unsur komedi, kecuali Death, namun karakter Perrito adalah yang paling kental dengan unsur humor. Perrito adalah karakter yang mudah disukai, anak-anak dan orang dewas akan punya experience berbeda terhadap karakter ini karena penokohannya yang ceria dan selalu optimis namun ternyata punya backstory yang lumayan sedih.
Selain unsur humor, unsur sedih dan haru bisa saja jadi sajian utama tapi itu ditahan dan tidak terlalu dieksplorasi karena film ini masih ingin lebih fokus sebagai film semua umur yang ceria. Padahal jika mau, "Puss in Boots: The Last Wish" bisa jadi film yang mengharukan.
Sebelum menonton filmnya, saya sudah lihat beberapa video di Instagram bagaimana orang-orang memuji karakter Death sebagai villain-nya dan kerap disejajarkan dengan karakter villain ikonik lain dari DreamWorks. Death memang tampil sangat mengintimidasi dan bisa jadi mimpi buruk bagi sebagian anak kecil. Dari awal kehadirannya sudah menarik perhatian dengan siulan khasnya yang memberikan kesan mencekam. Jika terus dikembangkan di film-film berikutnya, atau bahkan dibuatkan filmnya sendiri, Death bisa jadi karakter ikonik. Tinggal meracik bagaimana backstory, motif, dan penokohannya yang lebih jelas agar mudah disukai orang, karena di film ini informasi tentang Death memang masih tanggung.
Saya suka visual di "Puss in Boots: The Last Wish" terutama saat adegan aksinya, memiliki kesan artistik yang kuat. Artstyle-nya benar-benar bagus, visual animasi yang estetik. Saya lupa apakah film "Puss in Boots" yang pertama punya animasi seperti ini atau tidak, tapi saya harap animasi seperti ini akan terus dipertahankan DreamWorks. Soal musik saya tidak bisa berkomentar banyak, setidaknya sudah cukup membuat suasana tidak terlalu hening namun juga masih nyaman di telinga. Heitor Pereira menggantikan Henry Jackman yang mengurus scoring di film sebelumnya.
Overall, "Puss in Boots: The Last Wish" memberikan suguhan film animasi yang berkualitas di tengah mundurnya kualitas beberapa film Disney, yang sejujurnya saya lebih berharap ke Disney daripada DreamWorks, tapi ternyata DreamWorks lebih berjaya di tahun 2022 ini. Cerita bisa dinikmati semua kalangan usia, banyak unsur humor dengan sesekali kesan haru juga disediakan, karakter-karakter yang menarik terutama villain-nya, serta visual artistik membuat film ini layak ditonton bersama keluarga.
Rating: 7/10
Sumber Referensi:
https://m.imdb.com/, https://en.m.wikipedia.org/
Sumber Gambar:
https://m.imdb.com/, https://www.themoviedb.org/
Keywords: Review & Ulasan Sinopsis Alur Cerita Film Puss in Boots: The Last Wish (2022), Informasi Lengkap, Daftar Pemain Kru, Fakta Unik, Trivia, Penghargaan, Full Movie Download Subtitle Bahasa Indonesia, Bluray, Mp4, Mkv, Avi, DVDRip, HD, IMDb, Wikipedia, Rotten Tomatoes, Review, Ulasan, Rating, Nilai, Plot, Sub Indo, Nonton Online Streaming, Trailer, LK21, Pahe, HBO Max Go, Netflix, Disney Plus Hotstar
Posting Komentar untuk "Puss in Boots: The Last Wish (2022), Ketika Puss in Boots Harus Menghadapi Ketakutannya Pada Kematian"
Posting Komentar